Manusia sebagai Makhluk Belajar: Hubungan Antara Hakikat Manusia dan Kebutuhan Pendidikan - Simpulin

Kebutuhan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan kompleks manusia yang penting untuk pengembangan diri dan keberlangsungan hidup. Pendidikan memberikan akses pada pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan manusia untuk mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari. Melalui artikel ini, admin akan membahas mengenai Hakikat Manusia Dan Hubungannya Dengan Kebutuhan Pendidikan.


Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia juga dapat diartikan makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk mengetahui segala sesuatu. Dalam kehidupannya yang riil manusia menunjukkan keragaman dalam berbagai hal, baik tampilan fisiknya, strata sosialnya, kebiasaannya, bahkan sebagaimana dikemukakan di atas, pengetahuan tentang manusia pun bersifatragam sesuai pendekatan dan sudut pandang dalam melakukan studinya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia.


Hubungan Manusia dengan Kebutuhan Pendidikan

Pada umumnya pendidikan adalah mendewasakan seseorang, karena dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak yang belum dewasa. Tetapi pendidikan dapat diartikan juga sebagai memanusiakan manusia, membentuk/membangun karakter, aktivitas yang dilakukan terncana dan secara sengaja. Pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan hakikat manusia, sehingga tidak dapat dipisahkan antara keduanya. Keduanya tersebut melahirkan asas-asas perlunya pendidikan bagi manusia sebagai implikasi dari hakikat manusia terhadap pendidikan yang terdiri dari, sebagai berikut.

1. Manusia sebagai Makhluk yang Belum Selesai

Manusia adalah makhluk yang belum selesai karena selalu memiliki potensi untuk berkembang dan tumbuh sepanjang hidupnya. Seiring dengan perjalanan hidup, manusia terus mengalami perubahan dan menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan adaptasi dan pembelajaran baru.

Salah satu potensi manusia yang belum selesai adalah potensi intelektual. Manusia memiliki kemampuan untuk belajar dan memperoleh pengetahuan baru sepanjang hidupnya. Bahkan, dengan kemajuan teknologi dan informasi, manusia sekarang dapat terus belajar dan mengembangkan diri dengan mudah melalui akses ke sumber daya pendidikan online.

Selain potensi intelektual, manusia juga memiliki potensi emosional dan spiritual yang belum selesai. Manusia selalu menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, mengelola emosi, dan menemukan makna hidup. Melalui pembelajaran dan pengalaman hidup, manusia dapat terus mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritualnya.

Manusia juga memiliki potensi fisik yang belum selesai. Meskipun tubuh manusia mengalami penuaan, manusia dapat terus memelihara kesehatan dan kebugaran fisik melalui olahraga dan pola makan yang sehat. Dengan menjaga kesehatan fisiknya, manusia dapat terus menjalankan aktivitas sehari-hari dengan optimal.

2. Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusia

Untuk menjadi manusia yang sesungguhnya, manusia harus memenuhi tanggung jawab dan tugasnya sebagai anggota masyarakat. Sebagai individu, manusia harus memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, dan beristirahat serta kebutuhan yang lebih kompleks seperti rasa aman, kasih sayang, pengakuan, dan pengembangan diri.

Manusia juga harus memenuhi tanggung jawab sosialnya sebagai anggota masyarakat. Hal ini meliputi kepatuhan pada hukum, norma, dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Manusia juga harus berkontribusi pada masyarakat melalui kegiatan sosial, pekerjaan, dan kewirausahaan.

Tujuan utama manusia adalah mencapai kebahagiaan, kepuasan, dan makna hidup yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan potensi diri, pengalaman hidup yang bermakna, dan hubungan sosial yang sehat. Dalam mencapai tujuan ini, manusia harus memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai individu dan anggota masyarakat.

3. Perkembangan Manusia Bersifat Terbuka

Perkembangan manusia bersifat terbuka karena manusia selalu memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Potensi ini dapat dikembangkan melalui pengalaman hidup, pembelajaran, dan interaksi sosial.

Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi hingga usia dewasa, dan selama masa ini, manusia mengalami perubahan dalam aspek fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Setiap individu memiliki jalannya sendiri dalam mengalami perkembangan ini, dan faktor lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup sangat mempengaruhi jalannya.

Penting untuk dicatat bahwa perkembangan manusia tidak selalu linier atau berjalan pada tingkat yang sama. Ada periode dalam hidup manusia di mana ia akan mengalami percepatan dalam perkembangan tertentu dan ada juga saat-saat di mana perkembangan tersebut terhenti atau bahkan mundur.

Perkembangan manusia bersifat terbuka juga karena manusia selalu membutuhkan pengembangan terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan lingkungan yang terus berkembang. Perkembangan teknologi dan pengetahuan terus berubah dan berkembang, sehingga manusia harus terus belajar dan mengembangkan diri untuk tetap dapat beradaptasi dan berhasil dalam lingkungan yang selalu berubah.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama